Melihat Kehidupan Lampau Thailand di Phrae

blog image

TAT, Jakarta - Bagi Anda yang ingin melihat kehidupan Thailand di masa lalu, Anda tidak perlu menggunakan "mesin waktu". Cukup datang ke Phrae, di bagian utara, Anda bisa melihat budaya masa lampau Thailand, termasuk perihal arsitektur bangunan, keagamaan, dan gaya hidup tradisional. Anda bisa kembali ke "masa lalu" Thailand dengan penerbangan ATR-72 dari bandara internasional Don Murang Bangkok ke bandara Phrae.

Potret masa lalu di kuil, museum, dan Mo Hom

Meski berjarak sekitar 9 kilometer dari kota tua Phrae, Anda tidak boleh melewatkan kesempatan untuk berkunjung ke Wat Phrathat Cho Hae. Kuil ini dibangun pada tahun 1336-228, diperuntukkan sebagai tempat penyimpanan berbagai peninggalan Sang Buddha, termasuk rambut dan bagian siku kirinya.

Kuil lain yang juga direkomendasikan adalah Wat Chom Sawan, dibangun pada masa pemerintahan Raja Rama V the Great antara tahun 1900 dan 1912. Struktur kayu jati yang sakral ini merupakan perpaduan indah antara arsitektur Burma dan Thailand Utara dengan tampilan pilar berdaun emas tinggi yang mencapai langit-langit berkubah.

Selain kuil, potret masa lalu juga tergambar di Khum Chao Luang Museum yang memamerkan kejayaan perdagangan kayu jati pada akhir abad ke-19 dan awal ke-20 lewat perabotan dan foto yang dipajang; serta di Wongburi Mansion yang memungkinkan pengunjung mengintip kehidupan orang-orang kaya pada saat itu. Kejayaan bisnis perdagangan kayu di Thailand juga bisa Anda lihat di Museum of Forestry Training Centre.

Terakhir namun tidak kalah pentingnya, satu kegiatan yang tidak boleh dilewatkan adalah mempelajari cara membuat Mo Hom, kemeja dan celana petani nila klasik Thailand. Dari menenun hingga mewarnai, Phrae adalah tempat yang tepat bagi pengunjung untuk melihat seluruh proses produksi Mo Hom.

Berkeliling kota tua Phrae dengan sepeda

Sebagian besar bangunan bersejarah terletak di dalam kota tua sehingga cukup mudah untuk menjelajahi semuanya dengan sepeda (atau berjalan kaki bagi Anda yang ingin berolahraga). Kabar baiknya, banyak pemilik wisma/homestay yang menawarkan sepeda gratis, atau Anda bisa sewa di toko. Tur pemandu dengan becak juga tersedia bagi Anda yang tidak mau berkeliling dengan sepeda.