Mor Chana App: Aplikasi Seluler Untuk Lacak COVID-19 Di Thailand

blog image

TAT, Jakarta - Thailand's Centre for COVID-19 Situation Administration (CCSA) mengimbau masyarakat, terutama yang berada di 5 provinsi dengan risiko tinggi dan pengawasan ketat, untuk mengunduh aplikasi Mor Chana. Ini merupakan aplikasi seluler untuk membantu mengidentifikasi individu yang telah terpapar atau kontak dekat dengan pasien COVID-19 menggunakan teknologi GPS dan bluetooth untuk melacak lokasinya (tracing).

Setelah mengunduh aplikasi, Anda akan diminta untuk melakukan penilaian mandiri terkait risiko infeksi COVID-19 dan akan diklasifikasikan dalam kode warna yang berbeda.

Kode QR hijau adalah untuk 'risiko sangat rendah' - orang yang tidak memiliki gejala flu, belum pernah bepergian ke luar negeri, atau melakukan kontak dengan orang yang berisiko. 

Kode QR kuning adalah untuk 'risiko rendah' - seseorang mungkin memiliki gejala pilek tetapi tidak memiliki riwayat bepergian atau memiliki teman dekat, anggota keluarga, atau kolega yang bepergian ke luar negeri selama 14 hari terakhir. 

Kode QR oranye adalah untuk 'berisiko' - seseorang yang bepergian ke luar negeri atau melakukan kontak dengan orang yang bepergian ke luar negeri selama 14 hari terakhir dan memiliki gejala COVID-19 yang berat atau bahkan tanpa gejala (asimtomatik). Orang-orang dalam kelompok ini diharuskan melakukan karantina mandiri selama 14 hari dan segera ke dokter jika ada gejala yang muncul. 

Kode QR merah adalah untuk 'berisiko tinggi' - seseorang yang menunjukkan gejala COVID-19 dan bepergian ke luar negeri atau melakukan kontak dengan orang dengan risiko tinggi.

Data yang diperoleh dari aplikasi akan dikirim ke database pusat secara otomatis. Dengan cara ini, pengguna juga akan diberitahu jika mereka sedang berada di wilayah berisiko tinggi sambil menerima pembaruan tentang kasus yang dikonfirmasi dan informasi berguna lainnya tentang situasi COVID-19, sehingga mereka dapat lebih berhati-hati dalam melakukan perjalanan di Thailand.

Aplikasi ini juga akan membantu otoritas kesehatan untuk mengidentifikasi mereka yang telah melakukan kontak dekat dengan orang yang terinfeksi. Ini juga dapat membantu mencegah praktisi medis tertular penyakit.

Informasi diperoleh dari thethaiger.com*