Program Pertukaran Pelajar - UnforgeTHAIble Moment by Annisa Nisrina Dyah Palupi

blog image

Berbeda dengan yang lain, unforgetTHAIble Moments buat saya adalah ketika saya mendapatkan kesempatan untuk bersekolah di Thailand selama kurang lebih 1 tahun melalui suatu program pertukaran pelajar di Indonesia.

Ya, saya bersekolah di SMA Thailand dan tinggal dengan keluarga Thailand, pengalaman yang sangat berbeda dengan orang-orang yang mungkin memilih negara Thailand sebagai destinasi wisata. Jadi, di sini saya akan menceritakan pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan selama bersekolah di Thailand.

Saya bersekolah di Provinsi Chiang Rai, bagian utara Thailand. Di sekolah, saya banyak belajar budaya, karena di sekolah Thailand, selain akademis, pelajaran budaya sangat penting. Uniknya, pelajaran budaya di Thailand ada banyak sekali, contohnya fruit carving, flowering, musikal instrumen Thailand, tarian Thailand, bahkan Thai Cooking dan Farming, lho. Saya sempat melakukan pertukaran pelajar juga dengan sekolah di pedesaan Chiang Rai dan karena komoditas utamanya adalah hasil perkebunan, sekolah-sekolah di sana terdapat pelajaran berkebun dan tentu saja itu dijadikan penilaian seperti pelajaran lainnya. Begitu pula dengan daerah yang terkenal kulinernya, di sekolah-sekolah tersebut akan terdapat pelajaran Thai Cooking! Menarik, bukan?

Saya juga belajar bahasa Thailand selama sekolah di sana. Tentu saja, karena kelas yang saya ikuti menggunakan bahasa Thailand sebagai bahasa dasar. Selama 3 bulan pertama, saya masih mengikuti kelas bilingual yang menggunakan bahasa Inggris, namun setelah lancar membaca dan menulis dalam bahasa Thailand, akhirnya saya mengikuti kelas yang full menggunakan bahasa Thailand.

Di sekolah Thailand, kami harus melakukan upacara setiap pagi, mulai hari Senin-Jum'at, selain menyanyikan lagu kebangsaan Thailand, terdapat agenda doa (khusus untuk yang beragama Buddha), dan beberapa pengumuman dari guru dan kepala sekolah. Di sekolah kami, upacara dimulai pukul 8 pagi dan pelajaran akan dimulai pukul setengah 9 pagi. Upacara setiap pagi dimulai ditandai dengan lagu mars sekolah yang akan diputar melalui radio sekolah. Kami pulang sekitar jam 4 sore, kecuali hari Selasa dimana kami pulang pukul setengah 2 siang, karena Selasa merupakan hari ekstrakulikuler. Saya mengikuti club contemporary art, di mana salah satu project paling menarik yang pernah saya buat bersama teman-teman adalah membuat kolaborasi replika candi Thailand dan candi Borobudur di Indonesia dari tanah liat.

Sistem pendidikan di Thailand berbeda dari Indonesia, karena di Thailand, tahun ajaran dimulai bulan Mei dan berakhir di bulan Februari. SMP dan SMA di sana juga akan digabung menjadi satu sekolah. Jadi, satu sekolah akan ada 6 level kelas, banyak sekali muridnya. Di sekolah kami sendiri ada sekitar 4000 murid! Untuk jurusan di SMA, di sekolah kami sendiri ada 3 jurusan, yaitu matematika-IPA, matematika-bahasa inggris, dan IPS-Bahasa (Perancis dan Jepang). Karena saya merupakan anak IPS saat bersekolah di Indonesia, saya mengambil jurusan IPS-Bahasa dengan konsentrasi bahasa Perancis, cukup pusing karena saya harus mengikuti pelajaran dengan bahasa dasar bahasa Thailand! Menariknya lagi, di sekolah Thailand banyak sekali guru Internasional, contohnya guru bahasa Perancis di sekolah adalah orang Perancis asli dan guru bahasa Jepang adalah orang jepang asli. Pelajaran Bahasa Inggris pun diajarkan oleh guru asli Inggris (khusus pelajaran conversation). 

Seragam di Thailand juga menarik, hampir sama dengan yang sering kita lihat di drama atau film-film Thailand. Seragam sekolah kami putih hitam (untuk SMA) dan putih biru (untuk SMP). Selain seragam resmi, ada seragam "militer" dengan warna hijau bagi laki-laki yang ingin mengikuti sesi militer setiap hari Selasa dan orang-orang mengatakan bahwa apabila mereka sudah melaksanakan beberapa program militer di sekolah, mereka tidak perlu melaksanakan wajib militer setelah lulus dari sana. Untuk hari Jumat, kami akan menggunakan seragam adat sesuai daerah masing-masing. Karena sekolah kami berada di utara Thailand, kami menggunakan baju adat dengan corak khas utara Thailand (atau biasa disebut dengan Lana).

Beberapa acara paling menarik di sekolah adalah classmeeting dan hari kelulusan! Berbeda dengan Indonesia yang classmeetingnya merupakan kompetisi antar kelas, sekolah di Thailand justru dibagi berdasarkan warna (merah, hijau, kuning, biru, dll), jadi satu warna terdiri dari beberapa kelas, dan kami harus bekerjasama dengan kelas lain agar menang di berbagai kompetisi, mulai dari olahraga, seni, hingga cerdas cermat. Untuk classmeeting, terdapat banyak sekali tradisi, mulai dari karnaval, pembukaan, dan penutupan yang meriah. Seru sekali!

Di hari kelulusan, kami akan pergi ke aula untuk menjalani upacara terakhir dari sekolah dan saat keluar dari aula, kami akan disambut dengan adik-adik kelas, alumni, guru, dan orang tua. Mereka akan memberikan berbagai macam hadiah, bunga, balon, dan stiker-stiker untuk ditempelkan di seragam kita dan seragam kita akan ditandatangani/ditulis oleh teman-teman atau adik kelas kita (coret-coret baju di sana legal dan merupakan bagian tradisi kelulusan sekolah).

Sekolah di Thailand itu sangat mengesankan, saya dapat belajar banyak hal baru yang berbeda dari sekolah di Indonesia, terutama dari segi budaya, dimana di Thailand pelajaran-pelajaran budaya sangat diutamakan selain pelajaran akademis demi melestarikan budaya Thailand secara keseluruhan. Dan masih banyak lagi hal-hal menarik yang dapat ditemukan di sekolah Thailand.

Saya harap cerita ini dapat dipilih dan diangkat ke dalam website wisatathailand.id untuk memberikan perspektif lain kepada masyarakat Indonesia mengenai budaya Thailand, kali ini, dari segi pendidikan. Terima kasih, khob khun kha.