TAT, Jakarta - Four Face Buddha, disebut Phra Phrom atau Brahma, adalah patung Buddha empat wajah yang terletak di Kuil Erawan, Bangkok. Banyak turis datang untuk berdoa meminta keberuntungan dan keberkahan. Tak heran jika lokasi tempat patung ini berada seringkali ramai pengunjung.
Wajah patung mengarah ke utara, selatan, timur, dan barat mata angin yang menjadi simbol bahwa Sang Buddha dapat melihat dan melindungi manusia dari segala sesuatu di dunia maupun akhirat.
Sejarah Keberadaan 'Four Face Buddha' di Kuil Erawan
Erawan Shrine adalah kuil Hindu yang menjadi objek wisata religi terkenal Thailand dan merupakan tempat Four Face Buddha berada. Kuil ini berlokasi di Grand Hyatt Erawan Bangkok, dulunya bernama Erawan Hotel.
Sejarah kuil dimulai pada tahun 1951 saat polisi jenderal Phao Sriyana ditugaskan mendirikan Hotel Erawan di perempatan Ratchaprasong untuk menyambut tamu asing. Selama pembangunan hotel, ada banyak kecelakaan yang dilaporkan sehingga laksamana muda Luang Suvichan Paet, seorang kepala dokter Angkatan Laut dan konsultan, menyarankan dibangunnya kuil untuk memuja Phra Phrom (Brahma) yang diyakini sebagai Dewa Pembangun. Pendirian kuil juga dimaksudkan untuk mengusir segala rintangan yang dapat menghambat proses pembangunan dan peresmian hotel.
Kuil dirancang oleh Rawi Chomseri dan M.L. Poom Malakul, sementara patung Sang Buddha dirancang dan dicetak berlapis emas oleh Mr. Jitr Pimkowit, seorang teknisi kerajinan tangan dari Departemen Seni Rupa. Setelah selesai, patung dipasang di depan Hotel Erawan pada 9 November 1956.
Makna Setiap Wajah 'Four Face Buddha' di Kuil Erawan
Keempat wajah Sang Buddha menghadap arah mata angin berbeda dan memiliki makna keberuntungan tersendiri, yaitu:
- Wajah pertama arah utara yang menghadap pintu masuk kuil melambangkan keberuntungan dalam karir dan kehidupan.
- Wajah kedua arah timur yang posisinya berada di sisi kanan wajah pertama (searah jarum jam) menjadi simbol keberuntungan dalam hubungan dan kekeluargaan.
- Wajah ketiga arah selatan yang posisinya berada di belakang wajah pertama merupakan lambang dari keberuntungan harta alias kekayaan.
- Wajah keempat arah barat menjadi simbol kebijaksanaan dan kesehatan.
Selain empat wajah, Sang Buddha juga diyakini memiliki delapan tangan, yang masing-masing membawa objek berikut beserta maknanya:
- Buku mewakili pengetahuan.
- Tali manik-manik melambangkan pengendalian karma.
- Tombak menjadi simbol kemauan.
- Vas bunga sebagai simbol dari air suci, di mana semua permintaan terpenuhi.
- Cangkang keong adalah persembahan kekayaan.
- Roda terbang melambangkan pembersihan diri dari segala bencana dan kejahatan.
- Cinta mani (peninggalan tertulis) mewakili kekuatan maha kuasa Sang Buddha.
- Posisi tangan di atas dada berarti kasih sayang.
Erawan Shrine Jadi Tempat Ibadah Sekaligus Destinasi Wisata
Akses masuk ke Erawan Shrine gratis dan biasanya paling ramai dikunjungi saat matahari terbenam. Di sini para pengunjung bisa beribadah dan berwisata religi sambil memanjatkan doa kepada Sang Buddha.
Ibadah dilakukan dengan menghadap ke depan Sang Buddha dan membungkuk sebanyak tiga kali. Kemudian dupa dan lilin beserta karangan bunga diletakkan ke pagar di sekitar paviliun. Saat berjalan, para pengunjung harus melakukannya searah jarum jam sambil memanjatkan permohonan kepada Sang Buddha.
Saat keinginan terkabul, biasanya para pengunjung yang berdoa akan datang kembali dengan membawa hadiah sebagai bentuk rasa syukur. Sebagian orang bahkan menyewa penari untuk mempertunjukkan tarian tradisional kepada Sang Buddha sebagai ucapan terima kasih atas terkabulnya permohonan mereka.
Tentunya saat berada di kuil, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Diantaranya adalah menghindari berbicara dengan keras, memakai pakaian yang sopan, dan bagi wanita yang haid dianjurkan untuk tidak datang ke kuil.
Sumber:
-Â Erawan Shrine. Diakses pada 18 Oktober 2021.
- Matador network. Erawan Shrine in Bangkok. Diakses pada 18 Oktober 2021.